Jumat, 27 Mei 2011

Kripik Sanjay Chistine Hakim : Bukan Kripik Sanjay Biasa


Mama pernah bilang : “Kalau di bulan ada kehidupan, pasti orang Padang udah buka lapak (dagangan) atau buka restoran Padang. Orang Padang tersebar di mana-mana, berkat budaya merantau, pernyataan mama lucu tapi tepat.


Saya dibesarkan oleh ibu dan ayah dengan menu ala masakan Padang. Saya suka semua masakan Padang, walaupun sesungguhnya saya menolak rasa pedas. Cemilan favoritnya jika ditawari oleh-oleh dari saudara yang hendak berkunjung ke Bogor yaitu kripik sanjay (balado). Kripiknya empuk, pedas dan sedikit manis.

Jika ingin membawa oleh-oleh kripik sanjay, pilihlah yang benar-benar enak dan halal. Kripik sanjay Christine Hakim namanya. Dulu harganya 5 ribu, sekarang (27/5/11), harganya melompat menjadi 29 ribu rupiah.

Christine Hakim yang ini bukan artis yang jago akting di depan kamera, tapi seorang ibu keturunan Tionghoa yang jago bikin kripik sanjay (balado). Usaha makanan ringan Mande Christine Hakim ini berpusat di kawasan jembatan Siti Nurbaya, Jl. Nipah No. 38, Padang. Dagangan beliau beragam. Misalnya : aneka abon, kacang, manisan dan lain sebagainya, produk jawaranya adalah kripik sanjay (balado) yang sudah popular di mana-mana.

Tempat ini seakan menjadi tempat yang wajib dikunjungi wisatawan Indonesia maupun wisatawan luar negeri untuk membeli oleh-oleh.

Kripik ini dijual dalam bentuk bulat dan panjang. Bahan utama kripik ini adalah singkong yang digoreng kering. Setelah digoreng kripik dilumuri saus yang terbuat dari gula (pasir), cabai dan bumbu-bumbu. Saus merah yang berasal dari cabai dioleskan satu persatu ke setiap lembar kripik yang telah dibumbui. Nah, wajarkan kalau harganya sedikit mahal? Membuatnya bukanlah perkara mudah.

Di luar matahari beranjak terbenam. Sekantong kripik sanjay (balado) dari tadi sudah pasrah terkurung di toples. Inilah saat yang tepat untuk merayakan kedatangan malam dengan ngemil kripik balado. Kriuk…kriuk, mak nyoss.


Lihat Peta Lebih Besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar