Tampilkan postingan dengan label Belajar Fotografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar Fotografi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Mei 2011

Memaksimalkan Kamera Digital Saku

Saya pernah memotret objek (seorang teman) yang sedang bermain flying fox dan ikan lumba-lumba yang melompat di udara, hasilnya kedua objek tersebut tak tertangkap kamera digital saya. Jeda waktu penekanan shutter dalam merekam gambar telat 0,02 detik. Hasil foto hanya menangkap angin. Menjengkelkan!
Anda salah satu yang berpikir bahwa foto bagus selalu dihasilkan dari kamera yang canggih dan mahal? Hanya kamera seharga 20 juta dan fotografer yang pernah "sekolah khusus" yang mampu merekam foto cantik? Anda tidak sepenuhnya benar.

Kamera digital saku juga sanggup membuat foto kenangan yang indah dan berkesan. Bacalah buku petunjuk kamera saku Anda. Maksimalkan semua fitur yang ditawarkan.

Cara Memegang Kamera yang Benar

Cara memegang kamera yang benar dalam memotret adalah.

1. Pegang kamera dengan dua tangan.

2. Tempelkan tangan kiri di dada/perut atau samping badan.

3. Cari tempat yang solid buat bersandar.

4. Atur pernapasan.

5. Jangan kasar menekan stutter.

6. Lihat objek foto dari view finder dengan picingan mata. Hidung dapat berfungsi menahan kamera bergetar (jika kamera digital saku Anda memiliki view finder).

Irama Shutter Kamera Digital Saku
Kamera digital saku mengenal release time lag. Release time lag adalah jarak waktu antara penekanan tombol shutter, penentuan jarak auto fokus kamera, dan sampai selesainya objek terekam. Release time lag kamera digital saku memiliki release time lag antara 0,01 – 0,02 detik. Release time lag ini tak berpengaruh pada objek diam.

Solusinya adalah tekan tombol shutter “cukup setengah” sampai muncul gambar lima jari dan kotak kecil di layar kamera, atau bunyi beep-beep(setiap kamera memiliki tanda yang berbeda-beda). Ini sebagai sarana untuk mengunci fokus, setelah itu atur komposisinya. Jika fokus sudah sampai di kotak kecil; tekan penuh tombol shutter. Cobalah berulang kali. Teknik ini berguna bagi semua kamera digital saku maupun kamera (profesional) paling canggih sekalipun.

Setiap Satu Jepretan Foto, Sesuaikan Scene Positionnya
Setiap kamera digital saku dilengkapi menu scene position. Efek foto jika dibuat sesuai scene position jadi lebih bagus. Scene position kamera digital saku umumnya adalah.

1. Potrait, digunakan saat membuat foto close up, warna kulit terlihat lebih cantik dan lembut.
2. Landscape (icon pemandangan), digunakan untuk memotret pemandangan, foto pemandangan terlihat lebih tajam dan jernih.
3. Sport, digunakan untuk merekam objek bergerak, secara otomatis kamera mengatur kecepatan shutter menjadi lebih cepat.
4. Night scene (icon bulan sabit), digunakan untuk memotret di malam hari. Agar tidak blur (gambar kabur) : gunakanlah tripot (kaki penyangga kamera atau meja kecil sebagai alat peninggi tempat meletakkan kamera).
5. Marco (icon kembang), digunakan untuk memotret objek berukuran kecil dari jarak yang sangat dekat. Kurang lebih 10 cm dari kamera. Misalnya : cicak, kepik, semut, dan sebagainya.
6. Food, digunakan untuk memotret makanan.
7. Sunset (icon Matahari terbenam), digunakan untuk memotret matahari terbenam.
8. Dan sebagainya.

Perhatikan ISO
ISO adalah Internasional Standar Organization atau nama lain ASA yaitu American Standar Organization. ISO dan ASA merupakan derajat kepekaan film. Pengguna kamera digital saku dapat mengatur ISO atau ASA secara manual sesuai kebutuhan pemotretan.

ISO 50 s/d 200
Digunakan untuk memotret di bawah Matahari atau saat berawan. ISO rendah menghasilkan detail dan kualitas foto yang sangat baik. Misalnya : foto pemandangan.

ISO 400 ke atas
Digunakan untuk memotret dalam ruang baik dengan lampu kilat atau tidak. ISO ini cocok buat membekukan aksi panggung atau gerak cepat dalam olahraga.

15 Tips Jitu Memotret
Foto selalu dinilai secara utuh. Berjuanglah untuk merekam sisi tercantik dari objek yang Anda potret. 15 jurus jitu memotret adalah sebagai berikut.

1. Perlihatkan tatapan mata objek.
2. Bikin foto close up (potong bagian yang berlebih dengan photoshop)
3. Perhatikan bakgroundnya (latar belakangnya).
4. Buatlah foto vertical dan horizontal (kombinasikan, pilih yang terbaik).
5. Cobalah out of centre (objek jangan di tengah-tengah melulu-membosankan!).
6. Kunci objek dengan menekan setengah shutter.
7. Rasakan cahaya yang ada.
8. Amati perlu tidaknya penggunaan lampu kilat.
9. Kenali berapa jangkauan lampu kilat (maksimal lampu kilat menjangkau 3 meter).
10. Jadilah picture director, bukan sekedar tukang foto.
11. Buatlah banyak foto, dan pilih yang terbaik.
12. Gunakan background yang sederhana . Misalnya: langit, gunung, dan sebagainya.
13. Cobalah angel (sudut rekam foto) yang berbeda.
14. Buatlah foto candid ( tersembunyi ;anti sadar kamera-supaya tampak alami).
15. Perbanyak jam terbang. Hunting foto yuk!

Jangan mengubur mimpimu hanya karena belum punya kamera canggih. Kamera digital saku bisa dimaksimalkan sehingga mencapai hasil yang bagus. Selamat berburu foto!

Become a Travel Writer, Traveling The World For Free

Hujan menguyur Bogor pagi ini, tetapi sekedar hujan tidak menyurutkan semangatku untuk menghadiri seminar Become a Travel Writer di Soto Karak, seberang Museum PETA Bogor. Acara workshop dimulai pukul 9 pagi. Pembicaranya adalah Pak Teguh Sudarisman, seorang penulis pengelana, chief editor majalah LIBURAN . Pria lulusan UNDIP jurusan teknik kimia. Beliau bercerita bahwa waktu masa sekolah dulu ia paling suka pelajaran sejarah , ia memilih jurusan kimia karena alasan cowok banget. Bu guru kimianya cantik.